Laporan Fisiologi Ternak Dasar
PRAKTIKUM VI & X
NAMA : DWIKO
SEPTIYADI RUSADI
NIM : I311 09 269
JURUSAN
: SOSIAL EKONOMI
KELOMPOK :
II (DUA)
GELOMBANG
: SABTU SIANG
ASISTEN
:
LABORATORIUM
FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya sistem peredaran darah
merupakan sistem yang membahas tentang pergerakan darah di dalam pembuluh darah
dan juga perpindahan darah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini
peredaran darah berfungsi mengangkut zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke
seluruh jaringan tubuh, mengangkut O2 dari organ pernapasan ke seluruh jaringan
tubuh dan CO2 dari seluruh jaringan ke organ pernapasan, mengangkut hormon dari
kelenjar endokrin ke target organ dan mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh
bagian tubuh.
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah.
Karakteristik fisiologis otot jantung dicirikan oleh beberapa sifat fungsional
jantung yaitu eksitabilitas yaitu kemampuan jantung untuk berkontraksi bila
mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar yaitu
kemampuan jantung untuk merambatkan impuls, daya kontraksi yaitu kemampuan
jantung untuk berkontraksi, keotomatisan yaitu kemampuan jantung untuk
berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung.
Tanpa adanya
jantung yang senantiasa memompa darah maka proses peredaran darah tidak akan
mungkin dapat berlangsung. Dan otak merupakan jaringan yang memliki peranan
yang sangat penting dalam tubuh karena merupakan pusat koordinasi seluruh
aktivitas dalam tubuh makhluk hidup. Hal inilah yang melatabelakangi
dilaksanakannya praktikum mengenai sistem sirkulasi darah, kontraksi otot
jantung, aksi integrasi saraf, dan fungsi otak.
Tujuan dan
Kegunaan
A. Sistem Sirkulasi Darah
Tujuan dari praktikum mengenai sistem
sirkulasi darah adalah untuk melihat sistem peredaran darah pada arteri dan
vena pada katak.
Kegunaan parkatikum mengenai sistem
sirkulasi darah adalah agar kita dapat membedakan sistem peredaran darah pada
arteri dan vena.
B. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Tujuan dari praktikum mengenai
rangsangan dan kontraksi jantung adalah untuk melihat bagaimana kontraksi pada
jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang diberikan.
Kegunaan praktikum mengenai
rangsangan dan kontraksi jantung adalah agar kita mengetahui pengaruh berbagai
rangsangan terhadap kontraksi otot jantung.
C. Aksi Integrasi Saraf
Tujuan dari praktikum mengenai aksi
integrasi saraf adalah untuk mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh dari
pengaruh perlakuan yang diberikan.
Kegunaan dari praktikum mengenai
aksi integrasi saraf adalah agar kita dapat mengetahui aksi integrasi saraf
terhadap keseimbangan tubuh setelah diberikan perlakuan.
D. Fungsi Otak
Tujuan dari praktikum mengenai
fungsi otak adalah untuk melihat bagian-bagian otak dan memahami fungsi dari
bagian-bagian tersebut.
Kegunaan dari praktikum mengenai
fungsi otak adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul
setelah otak katak tersebut dirusak.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar
mengenai Sistem Sirkulasi Darah, Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung, Aksi
Integrasi Saraf, serta Fungsi Otak dilaksanakan pada hari Sabtu 15 Oktober
2010, pukul 13.30 sampai
selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah mikroskop, papan preparat katak, jarum pentul, pipet tetes, gunting,
ember, jarum preparat, pisau bedah (scalpel), dan stopwach.
Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah katak, NaCl 0,6%, air, dan benang.
Metode
Praktikum
A. Aksi Integrasi Saraf
Mengamati
reaksi-reaksi pada katak normal, seperti keseimbangan, reaksi terhadap
pengangkatan papan tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi
kelopak mata, sikap badan, gerakan-gerakan spontan, cara mengembang dan
berenang di air, dan frekuensi nafas.
B. Sistem Sirkulasi Darah
Merusak otak dan sumsum belakang
katak dengan menusuk pada bagian foramen occipitale kemudian membentangkannya
di atas papan preparat. Setelah itu membentangkan selaput pada salah satu
kakinya dan melihatnya di bawah mikroskop.
C. Fungsi Otak
1. Aktivitas Tubuh Katak Normal
Mengamati
reaksi-reaksi pada katak normal, seperti sikap badan (postur), gerakan-gerakan
spontan, keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan berenang, dan
frekuensi nafas. Kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut.
2. Katak Spinal
Merusak otak katak dengan menusuk
foramen occipitale dengan kawat penusuk otak kira-kira ¾ cm ke belakang dari
tempat pemotongan terakhir, kemudian memutar kawatnya untuk merusak tenunan
syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan seperti pada keadaan normal tadi dan
mencatat hasil pengamatan tersebut.
3. Decerebrasi
Dengan menggunakan katak yang sama kita
memotong otak katak secara melintang menurut suatu garsis yang menghubungkan
tepi-tepi anterior dan kedua gendang telinga (membran tympani yang terletak di
belakang dan di bawah kedua mata). Setelah itu memberikan perlakuan seperti
halnya prosedur sebelumnya dan mencatat hasilnya.
D. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
1. Urutan rangsangan dan kontraksi otot jantung
Merusak otak katak dengan menusuk
foramen occipitale kemudian membaringkannya secara terlentang di atas papan
preparat dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu, membuka dadanya hingga
jantungnya terlihat. Kemudian menghitung frekuensi jantung permenit serta
mempelajari bagian-bagian jantung.
2. Ikatan-ikatan stanius
Dengan jantung yang sama tadi kita
membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat longgar dengan menggunakan benang
antara sinus venosus dan atrium kemudian memperhatikan kontraksinya. Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan longgar antara
atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat
kembali ikatan seperti tadi dengan ikatan keras dan menghitung frekuensi denyut
jantung permenit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kontraksi Otak Jantung
Berdasarkan
Praktikum Fisiologi Ternak yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kontraksi Otak Jantung
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
|
|||||||
FAKULTAS PETERNAKAN
|
|||||||
UNIVERSITAS HASANUDDIN
|
|||||||
MAKASSAR
|
|||||||
2010
|
|||||||
Kelompok
|
Normal
|
Kontraksi
|
|||||
Stanius I
|
Stanius II
|
||||||
I
|
50
|
36
|
33
|
||||
II
|
72
|
68
|
80
|
||||
III
|
92
|
76
|
60
|
||||
IV
|
56
|
37
|
35
|
||||
V
|
82
|
74
|
59
|
||||
Jumlah
|
352
|
291
|
267
|
||||
Rata-rata
|
70,04
|
58,02
|
53,04
|
||||
Sumber : Data
Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010
Berdasarkan hasil pengamatan maka
diperoleh hasil yaitu bahwa rata-rata denyut jantung katak pada keadaan normal 70,04 kali/menit, keadaan ikatan Stanius
I 58,02 kali/menit, ikatan Erat Stanius I 53,04 kali/menit,
Adanya perbedaan dikarenakan ikatan longgar lebih lama dalam menghalangi
terjadinya peredaran darah sehingga frekuensinya lebih
besar sehingga bisa disebut output jantung, dimana output jantung merupakan
sejumlah darah yang dipompa per unit waktu tergantung pada frekwensi denyut
jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang menyatakan bahwa
output jantung merupakan jumlah darah dipompa per unit waktu yang dipengaruhi
oleh faktor volume adanya jantung lebih besar dalam peningkatan output jantung.
Menurut Supripto (1998) bahwa
meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi,
frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh
saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf
ini kerjanya adalah saling berlawanan yaitu:
-
Saraf simpatik bekerja
meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan
mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan
-
Saraf parasimpatik bekerja
menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan
perambatan impuls pada jantung.
Jantung pada manusia berbeda dengan
jantung pada katak yaitu jantung katak terdiri dari 2 atrium dan satu ventrikel
sedangkan pada manusia mamiliki 2 vnetrikel dan 2 atrium. Pada katak atrium
kiri menerima oksigen dari paru-paru dan atrium kanan menerima darah dari system
sirkulasi. Umumnya meskipun terdapat satu ventrikel katak mengalirkan darah
yang kaya karbohidrat ke dalam sirkulasi paru-paru. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anonimd (2010) bahwa Jantung berperan dalam mengalirkan
darah ke seluruh tubuh oleh karena itu jantung disebut sebagai alat peredaran
darah. Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya rangsangan yang diterima
oleh saraf. Serabut saraf mencapai setiap saraf otot. Saraf otot berkontraksi
karena adanya aksi potensial yang ditimbulkan oleh adanya pertambahan neuron
hormon yang dikeluarkan oleh otot dan plate bila rangsangan dan akan mencapai
nilai-nilai maximal. Karena serat otot itu tunduk pada hokum All or one yang
bermakna sekali berkontraksi atau tidak sama sekali.
B. Rangsangan
dan Aksi Intergrasi Saraf
Berdasarkan hasil praktikum tentang
Aksi Integrasi Saraf, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
2. Hasil Praktikum Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf
Perlakuan
|
Normal
|
Deceberasi
|
Spinal
|
Sikap badan (posture)
|
++
|
+
|
+
|
Gerakan-gerakan spontan
|
+++
|
-
|
-
|
Keseimbangan badan
|
+++
|
+++
|
-
|
Kemamapuan berenang
|
+++
|
-
|
-
|
Frekuensi nafas
|
+++
|
+++
|
++
|
Keterangan : +++ : baik sekali
++
: sedang
+ : kurang
- : tidak ada
|
Sumber: Data Hasil
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010
Berdasarkan data pada tabel 2 maka dapat diketahui bahwa katak yang normal sikap badan, gerak spontan,
keseimbangan badan, dan frekuensi nafasnya baik dan kemampuan
berenang masih baik. Keadaan katak yang baik ini
dikarenakan karena hal tersebut merupakan gerak sadar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sonjaya (2010) bahwa gerak sadar adalah gerak yang dilakukan di bawah
kesadaran kita. Seperti berjalan, berlari, mengunyah sedangkan gerak refleks
adalah gerakan yang tidak disadari, terjadi begitu saja dan dalam waktu yang
cepat. Sel saraf berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu neuron
sensorik, menerma rangsang darin reseptor-reseptor pada kulit, alat indera dan
reseptor lain, serta menyalurkan impluls dari ujung reseptor menunju badan sel.
Neuron motorik, menerima rangsangan dari saraf sensorik sevara langsung atau
melalui onterneuron. Dan neuron konektor yang merupakan sel saraf berkutub
banyak dan mempunyai banyak dendrite dan akson.
Saraf merupakan sistem yang
berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara
terintegrasi sehingga mmungkinkan suatu makluk hidup dapat beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima berbagai
informasi dari dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua aktifitas
organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi untuk merencanakan dan
mengkoordinasikan tingkah laku, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku
subjektif suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu bervariasi,
susunan saraf merupakan organ yang paling awal mengalami deferensiasi pada masa
embriogenesis; merupakan organ yang paling besar pada saat lahir. Selain
morfologinya yang khusus, neuron dari susunan saraf merupakan struktur yang
menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing & self
regulating). Sifat yang unik dari neuron ini sebagian meruapakn ekspresi
yang unik dari gen, dan sebagian lagi adalah akibat perkembangan dan pengalaman
individu dari setiap mahluk hidup (Anonim, 2010).
C. Sistem Peredaran Darah Darah
Berdasarkan Praktikum Fisiologi
Ternak yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
3. Peredaran Darah Perifer
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
|
Keterangan :
1. Pembuluh Darah Arteri
2. Pembuluh
Darah Vena
|
Gambar : Pembuluh darah pada katak
Preparat : Katak
Perbesaran : 10 X 40 kali
|
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak
Dasar, 2010
Berdasarkan data pada tabel 3 terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta
aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sonjaya (2010) bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari
jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai ciri-ciri yaitu
ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen tapi
miskin CO2 sehinga warna darahnya labih terang.
Selain pembuluh darah arteri,
terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri,
alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung
CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim
(2010), yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu bercabang-cabang dentan kiri
yaitu vena selalu berkurang dan besar bila dibandingkan dengan arteri,
jumlahnya lebih dari areteri dan merupakan darah yang miskin oksigen dan kaya
CO2.
Peredaran darah pada katak tergolong
dalam peredaran darah tertutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Suripto (1998)
bahwa pada system peredaran darah tertutup, darah mengalir sepanjang rangkaian
pembuluh darah arteri menuju ke vena melalui kapiler.
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat
Anonima (2010) bahwa peredaran darah tertutup merupakan suatu sistem
peredaran darah dimana darah beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah dari
arteri ke vena melalui kapiler dan tidak berhubungan langsung dengan sel
jaringan, tetapi dapat menembus dinding kapiler ke cairan jaringan lalu ke sel
jaringan. Ciri-cirinya yaitu ada pemindahan fungsi dari masing-masing alat
tubuh yang termasuk sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah arteri
merupakan resevtor, tekanan yang dapat medukung darah menuju kapiler, dinding
kapiler sangat tipis, sehingga memungkinkan pemindahan zat dari kapiler dan
jaringan, tekanan darah di kapiler tertentu cukup tingi yang memungkinkan
terjadi proses ultrafiltrasi ginjal.
Pembuluh darah yang meninggalkan
jantung disebut arteri(nadi). Selanjutnya arteri bercabang-bercabang diseluruh
jaringan tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari
seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian
menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali
kejantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah
(eritrosit). Pada umumnya , eritrosit vertebrata berbentuk oval dan berinti.
Akan tetapi , eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkav dan tak berinti. Sel
darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas
khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit
berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikatan O2
pada sistem pernapasan. Plasma darah berfungsi membawa sari-sari makanan,
sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas (Anonimb,
2010)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Katak yang normal sikap badan, gerak
spontan, keseimbangan badan, dan frekuensi nafasnya baik sedangkan kemampuan
berenang kurang baik.
b. Pembuluh darah arteri yang berbentuk
kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung.
c. Katak yang didecerebrasi dan di
spinal kurang memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan.
d. Rata-rata denyut jantung katak pada
keadaan normal 82,00 kali/menit, keadaan Stanius I 58,02 kali/menit, dan Stanius II 53,04 kali/menit,
Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang akan dipakai telah tersedia
di laboratorium. Agar praktikum dapat berjalan dengan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Saraf . http://www.
Saraf. wikipedia.com Diakses pada tangga
17 Oktober 2010.
Anonima.
2010. Sirkulasi darah. http://www.
Sirkulasi Darah org.com. Diakses
pada tanggal 17 Oktober 2010.
Anonimb.
2010. Fungsi Otak. http://www.Fungsi
Otak ittelkom.ac.id/ Diakses 18 Oktober
2010.
Anonimc.
2010. Kontraksi jantung . http://www.
Kontraksi Jantungjevuska.com/ Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2010.
Sonjaya. 2006. Bahan
Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Suripto. 1995. Biologi
untuk SMU. Erlangga. Jakarta.
No comments:
Post a Comment