Kualitas
Interior Telur Ayam Ras Petelur Berumur Muda
Dwiko Septiyadi Rusadi
Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar, 90245
e-mail : ------
ABSTRAK
Telur ayam ras petelur merupakan
sumber protein hewani yang mudah didapatkan, murah harganya dan disukai oleh
masyarakat. Walaupun telur dapat bertahan lama, akan tetapi kualitas interior
telur ayam berkurang setiap harinya. Maka dari itu kualitas interior telur yang
baru dengan yang lama berbeda karna factor-faktor tertentu. Usaha ternak
ayam ras petelur telah menjadi suatu industri yang memiliki komponen lengkap
dari sektor hulu sampai ke hilir, dimana usaha ini dikelola dengan manajemen
secara professional dan menggunakan input teknologi maju/modern dengan tetap mempertimbangkan
tingkat efisiensi usaha yang layak.. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas interior telur ayam ras petelur berumur muda yang dipelihara dalam
kandang cage/battery dengan tipe dinding terbuka dengan luas 6 x 30 meter. Ayam
ditempatkan dalam satu kotak berisi dua ayam ras petelur yang berukuran 30 x 40
x 30 centimeter. Jumlah ayam ras petelur yang dipelihara sebanyak 488 ekor ayam ras petelur strain Lohmann Brown
umur 32 minggu berkelamin betina
dipelihara dalam kandang tipe cage dinding terbuka ( open sided wall) . Metode yang
digunakan adalah melakukan kajian terhadap produktivitas ayam ras petelur dengan sistem perkandangan sehubungan dengan pengaruhnya
terhadap kualitas telur ayam ras petelur terutama pada wilayah tropis. Hasil dari
praktikum ini adalah metode pemeliharaan ayam ras petelur dalam kandang cage
secara pola mandiri pada konsumsi pakan adalah 120 gr/ekor/hari. Dari aspek
kualitas interior telur didapatkan Nilai HU yaitu 101,31 dan indeks yolk pada
angka 0,46 serta warna kuning telur berada pada angka 4 yang berdasarkan
pengamatan kualitas interior dari 30 butir telur ayam ras petelur. Berdasarkan
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa yang sangat berperan dalam kualitas
interior telur adalah kualitas pakan atau ransum.
Kata Kunci: Ayam petelur, kualitas interior, cage, Lohmann
Brown
PENDAHULUAN
Ayam ras petelur adalah ayam betina
yang khusus di ambil telurnya. Ayam petelur dapat mendatangkan penghasilan yang
lumayan jika dilakukan secara intensif. Ayam petelur
medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat, dapat memproduksi
telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup banyak sebab bentuk badannya yang
cukup besar.Oleh sebab itulah ayam petelur
juga di sebut sebagai ayam dwi guna, artinya ayam yang memiliki
manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan
daging. Ayam ras petelur
medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna coklat
Untuk mendapatkan tingkat produksi yang tinggi, maka hal
utama yang harus diketahui adalah pakan apa yang cocok untuk dikonsumsi oleh
ayam petelur. Selain masalah pakan,
pencegahan penyakit dan kondisi yang dapat membuat ayam stress harus dilakukan untuk
memperoleh produksi telur yang berkualitas baik. Kandang dengan tipe cage dinding
terbuka pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai
kandang relatif tahan lama.
Telur
merupakan bahan pangan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik,
karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba.
Mekanisme ini sebenarnya dibuat untuk melindungi embrio unggas sehingga
terjamin pertumbuhannya. Pertahanan alamiah telur yang termasuk pertahanan
fisik berupa kutikula, kerabang (kulit) telur dan selaputnya, serta kekenyalan
putih telur. Sedangkan yang termasuk mekanisme pertahanan kimia yaitu berupa
factor antimikroba alamiah yaitu albumin.keawetan telur dalam hal ini terutama
tergantung pada keadaan keadaan pembungkus alamiahnya yaitu kerabang/kulit
telur. Namun kualitas interior telur ayam ras yang terpenting yang berhubungan
erat dengan pakan dan manajemen yang baik. Hal
inilah yang melatarbelakangi makalah ini, bagaimana kita dapat mengetahui
kualitas interior telur ayam ras petelur yang berdasarkan pengamatan kualitas interior
suatu telur ayam ras.
MATERI DAN METODE
Sebanyak 488 ekor ayam ras petelur
jenis Lohmann Brown umur 32 minggu
berkelamin betina dipelihara dalam kandang tipe cage dinding terbuka (
open sided wall) dengan luas bangunan kandang 6 x 30 meter dan dalam kandang cage berblok dengan ukuran 30 x 40 x 30
centimeter yang diisi dua ekor ayam.
Selama 4 hari dilakukan pengamatan pada ayam ras petelur tersebut yang setiap
harinya menghasilkan telur yang dipelihara secara intensif,
Pakan yang diberikan terdiri atas50%
jagung, 33% konsentrat dan 17% dedak yang kemudian dicampur yang kemudian
dikarungkan kembali dan disimpan di tempat yang kering. Jumlah pakan yang
diberikan pada ayam adalah 120 gram/ekor/hari.
Pemberian cahaya pada pemeliharaan ayam
jenis Lohmann Brown ini diberikan selama 16 jam berupa 12 jam cahaya matahari
ditambah 4 jam tambahan cahaya lampu pada jam 18.00 – 22.00 sehingga
mendapatkan 8 jam gelap.
Parameter yang digunakan mengenai
kualitas interior telur ayam ras petelur berumur muda antara lain : Kualitas albumen, indeks yolk dan warna yolk.
Kuualitas albumen dapat diketahui dengan mencari nilai High Unit telur
sedangkan untuk mengetahui kualitas yolk
yaitu dengan menggunakan perhitungan index yolk dan dengan warna yolk
dapat diketahui dengan menggunakan DSM yolk colour fan. Jumlah telur yang
dipakai untuk pengamatan adalah 30 butir yang dianggap sudah dapat mewakili
hasil pengamatan kualitas interior telur dari jumlah telur yang dihasilkan
perharinya.
Rumus
High Unit (HU) = 100log(H+7,57-1,7W0,37)
(Card E. Leslie dkk, 1966)
ket: H : tinggi albumen (mm)
W : berat telur (g)
Rumus
Index yolk
(Sudaryani, T. 1996)
Ket: H : tinggi yolk (mm)
D : diameter/lebar yolk (mm)
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengamatan terhadap produktifitas ayam petelur
yang dipelihara dalam kandang cage dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
2. Produktivitas ayam petelur yang dipelihara dalam kandang cage
Parameter
|
Nilai
|
1. Kualitas
Albumen
|
|
·
High Unit (HU)
|
101,31
|
2. Kualitas
Yolk
|
|
·
Index Yolk
|
0,46
|
·
Warna
|
4
|
Berdasarkan
tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata--rata HU dari 30 butir telur
ayam ras petelur adalah 101,31 yang dapat diartikan berada dalam nilai yang
baik yaitu kualitas telur AA yang sudah semestinya karena telur yang diamati
masih baru. Hal ini didukung dengan pendapat Sudaryani (1996), bahwa nilai
indeks haugh berhubungan dengan diameter putih telur kental
dan presentase total putih telur dan menyatakan sebutir telur AA mempunyai
indeks haugh diatas 72, kualitas A mempunyai indeks haugh 60–72, kualitas B mempunyai indeks haugh 31–60 dan telur C mempunyai
indeks haugh kurangdari 31. Dan menurut Jones (2006) menyatakan bahwa nilai HU
(Haugh Unit) telur baru sebesar 99,00 dan 100,16; sedangkan telur lama sebesar
61,02 dan 64,59. Nilai HU yang didapatkan yang terlalu tinggi mungkin
disebabkan dari masih minimnya pengalaman praktikan dalam melakukan pengkuran
dalam hal ini pengukuran berat telur dan tinggi albumen.
Kemudian dari nilai rata-rata index
yolk pada tabel di atas yaitu 0,46 yang dapat diartikan indeks kuning telur
yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckle et al. (1982), bahwa indeks
kuning telur yang baik berkisar 0,33-0,50 dengan rata-rata 0,42 dengan
bertambahnya umur telur maka indeks kuning telur menurun karena
pertambahan kuning telur sebagai akibat perpindahan air. Dan juga sesuai menurut
SNI 01-3926-2008 (BSN, 2008) indeks kuning telur mutu 1 adalah 0,458 – 0,521. Perubahan
kondisi kuning telur akan terlihat pada rendahnya indeks kuning telur.Semakin
lama disimpan, kuning telur semakin membesar karena adanya perpindahan air
dari putih telur ke kuning telur (Sarwono dkk., 1994). Penurunan tinggi indeks
kuning telur akan terjadi setelah tiga bulan penyimpanan pada suhu 2 ºC. Namun
demikian tinggi kuning telur menurun lebih cepat setelah tiga minggu
penyimpanan ketika disimpan pada suhu 25 ºC (Romanoff dan Romanoff, 1963).
Berdasarkan tingkat warna yolk yang
telah diamati dengan menggunakan skala warna kuning telur diperoleh nilai 4 dari rata-rata semua telur
yang kemudian dapat disimpulkan masih kurang baik karena karena warna kuning
telur yang baik berada di kisaran antara 9-12. Hal ini didukung oleh pendapat
Sudaryani (1996), bahwa warna kuning telur yang baik berkisar antara 9–12.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan bevariasi Faktor-faktor
yang mempengaruhi warna kuning telur, antaralain : 1)
pakan yang diberikan kepada ayam; 2) genetik yang diturunkan oleh induk dan 3) lingkungan, seperti suhu juga dapat mempengaruhi proses pembentukan telur termasuk pada pengaruhnya terhadap warna kuning telur (Sirait,
1986)
Hasil
HU telur dan indeks yolk di atas bisa dikatakan baik tetapi pada tingkat warna
yang kurang baik. Dilihat dari komposisi pakan yaitu 50% jagung, 33% konsentrat dan 17% dedak sedikit
berbeda dengan pendapat Banong S (2012) yang menyatakan penggunaan konsenntrat
direkomendasikan penggunaannya 30% dengan pencampuran jagung 50% dan dedak 20%.
Salah satu faktor yang dapat memperbaiki warna kuning telur yaitu dari
pakan.Banyak hal yang bisa dilakukan dalam rekayasa pakan seperti yang di
kemukakan Ikromah (2011) yang menyatkan Produksi telur dipengaruhi oleh
kandungan protein pada ransum, salah satunya yaitu kaki ayam broiler. Tepung
kaki ayam broiler dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti tepung
ikan yang harganya relatif mahal dan sebagian besar masih diimpor. Tepung ikan
merupakan sumber protein yang sama dengan kaki ayam broiler, mengingat
kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Kandungan vitamin A dan
betakaroten yang tinggi pada ransum akan mempengaruhi warna kuning telur
sehingga warna kuning telur yang berwarna merah orange akan lebih disukai oleh
konsumen dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Alternatif lain yang didasarkan
pendapat Nuraini (2006) menyatakan penambahan kulit buah naga hingga 6% dapat
meningkatkan produksi telur. Sedangkan kualitas telur bagian dalam, dapat
meningkatkan proporsi kuning telur, menghasilkan grade besar, skor warna yang
lebih pekat, serta kualitas telur yang tergolong AA. Didalam analisis, kadar
betakaroten dan vitamin E di dalam telur ayam lebih tinggi pada perlakuan
dengan penambahan ekstrak buah naga pada air minum ayam petelur dibandingkan
dengan perlakuan lainnya.
Persentase kuning telur sekitar
30%-32% dari berat telur. Kuning telur terdiri atas membran kuning telur
(vitellin) dan kuning telur sendiri. Kuning telur merupakan makanan dan sumber
lemak bagi perkembangan embrio. Komposisi kuning telur adalah air 50%, lemak
32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2%. Asam lemak yang banyak terdapat pada
kuning telur adalah linoleat, oleat dan stearat. Warna kuning telur dipengaruhi
oleh pakan. Apabila pakan mengandung lebih banyak karoten, yaitu santofil, maka
warna kuning telur semakin berwarna jingga kemerahan (Affandi, 2008)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Kualitas interior telur
ayam ras petelur jenis Lohmann Brown memiliki Nilai HU yang sangat baik yaitu 101,31 dan indeks yolk yang
juga baik pada angka 0,46. Akan tetapi dari segi warna kuning telur berada pada
angka 4 yang merupakan kurang baik. Maka dari itu kualitas pakan dapat
mempengaruhi kualitas Nilai HU, indeks yolk dan kualitas warna yolk.
Saran
Perlu dilakukan pemberian pakan
tambahan pada ayam Lohmann Brown ini untuk meningkatkan kualitas warna kuning
telur karena pekat warna kuning telur maka semakin tinggi pula asam-asam lemak,
kadar betakaroten dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,
Franciscus dan Gunawan, Hadi. 2008. Upaya
Pigmentasi Melalui Pakan. Buletin Service. Diterbitkan oleh Divisi Agro
Feed Business Charoen Pokphand Indonesia. No 97 Tahun IX
Banong
S. 2012. Manajemen Industri Ayam Ras Petelur.Masagena
Press, Makassar.
Buckle,
et al. 1987. Ilmu Pangan.
Diterjemahkan oleh Hadi Purnomo dan Adiono.Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
Card
E. Leslie and Malden C. N. 1966. Poultry
Production Lea den Febiger. Philadelphia
Ikromah. 2011. Pengaruh Pemberian
Tepung Kaki Ayam Broiler sebagai Subtitusi Tepung Ikan di Dalam Ransum terhadap
Produksi dan Warna Kuning Telur Ayam Arab (Gallus turcicus). http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07620037
Jones, DR, 2006.
Conserving and Monitoring Shell Egg
Quality . Proceedings of the 18
thth Annual Australian Poultry Science Symposium , pp.
157 – 165.
Nuraini. 2006. Isolasi kapang karotenogenik untuk
memproduksi pakan kaya β karotendan aplikasinya terhadap ayam ras pedaging dan
petelur. Disertasi. ProgramPascasarjana Universitas Andalas Padang
Romanoff, A. L.
and A. J. Romanoff. 1963. The Avian Egg.
John Wiley and Sons Inc., New York.
Sarwono,
B.B.
Murtidjo dan A. Daryanto. 1994. Telur, Pengawetan
danManfaatnya.
Penebar Swadaya, Jakarta
Sirait,
H. Celly. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat
Penelitian danPengembangan Peternakan, Bogor
Standar Nasional
Indonesia. 2008. Kualitas Telur Konsumsi
SNI 3926_2008. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
Sudaryani,
T. 1996. Kualitas Telur. Penebar
Swadaya, Jakarta
No comments:
Post a Comment