Friday, February 8, 2013

Kualitas Interior Telur Ayam Ras Petelur Berumur Muda



Kualitas Interior Telur Ayam Ras Petelur Berumur Muda

Dwiko Septiyadi Rusadi

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245
e-mail : ------


ABSTRAK  

Telur ayam ras petelur merupakan sumber protein hewani yang mudah didapatkan, murah harganya dan disukai oleh masyarakat. Walaupun telur dapat bertahan lama, akan tetapi kualitas interior telur ayam berkurang setiap harinya. Maka dari itu kualitas interior telur yang baru dengan yang lama berbeda karna factor-faktor tertentu. Usaha ternak ayam ras petelur telah menjadi suatu industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir, dimana usaha ini dikelola dengan manajemen secara professional dan menggunakan input teknologi maju/modern dengan tetap mempertimbangkan tingkat efisiensi usaha yang layak.. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kualitas interior telur ayam ras petelur berumur muda yang dipelihara dalam kandang cage/battery dengan tipe dinding terbuka dengan luas 6 x 30 meter. Ayam ditempatkan dalam satu kotak berisi dua ayam ras petelur yang berukuran 30 x 40 x 30 centimeter. Jumlah ayam ras petelur yang dipelihara sebanyak 488 ekor ayam ras petelur strain Lohmann Brown umur 32 minggu  berkelamin betina dipelihara dalam kandang tipe cage dinding terbuka ( open sided wall) . Metode yang digunakan adalah melakukan kajian terhadap produktivitas ayam ras petelur dengan sistem perkandangan sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kualitas telur ayam ras petelur terutama pada wilayah tropis. Hasil dari praktikum ini adalah metode pemeliharaan ayam ras petelur dalam kandang cage secara pola mandiri pada konsumsi pakan adalah 120 gr/ekor/hari. Dari aspek kualitas interior telur didapatkan Nilai HU yaitu 101,31 dan indeks yolk pada angka 0,46 serta warna kuning telur berada pada angka 4 yang berdasarkan pengamatan kualitas interior dari 30 butir telur ayam ras petelur. Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa yang sangat berperan dalam kualitas interior telur adalah kualitas pakan atau ransum.

Kata Kunci: Ayam petelur, kualitas interior, cage, Lohmann Brown

PENDAHULUAN
            Ayam ras petelur adalah ayam betina yang khusus di ambil telurnya. Ayam petelur dapat mendatangkan penghasilan yang lumayan jika dilakukan secara intensif. Ayam petelur medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat, dapat memproduksi telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup banyak sebab bentuk badannya yang cukup besar.Oleh sebab itulah ayam petelur  juga di sebut sebagai ayam dwi guna, artinya ayam yang memiliki  manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan daging. Ayam ras petelur medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna coklat
Untuk mendapatkan tingkat produksi yang tinggi, maka hal utama yang harus diketahui adalah pakan apa yang cocok untuk dikonsumsi oleh ayam petelur. Selain  masalah pakan, pencegahan penyakit dan kondisi yang dapat membuat ayam stress harus dilakukan untuk memperoleh produksi telur yang berkualitas baik. Kandang dengan tipe cage dinding terbuka pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai kandang relatif tahan lama.
Telur merupakan bahan pangan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme ini sebenarnya dibuat untuk melindungi embrio unggas sehingga terjamin pertumbuhannya. Pertahanan alamiah telur yang termasuk pertahanan fisik berupa kutikula, kerabang (kulit) telur dan selaputnya, serta kekenyalan putih telur. Sedangkan yang termasuk mekanisme pertahanan kimia yaitu berupa factor antimikroba alamiah yaitu albumin.keawetan telur dalam hal ini terutama tergantung pada keadaan keadaan pembungkus alamiahnya yaitu kerabang/kulit telur. Namun kualitas interior telur ayam ras yang terpenting yang berhubungan erat dengan pakan dan manajemen yang baik. Hal inilah yang melatarbelakangi makalah ini, bagaimana kita dapat mengetahui kualitas interior telur ayam ras petelur  yang berdasarkan pengamatan kualitas interior suatu telur ayam ras.

MATERI DAN METODE
Sebanyak 488 ekor ayam ras petelur jenis Lohmann Brown umur 32 minggu  berkelamin betina dipelihara dalam kandang tipe cage dinding terbuka ( open sided wall) dengan luas bangunan kandang 6 x 30 meter dan dalam kandang cage berblok dengan ukuran 30 x 40 x 30 centimeter yang diisi dua ekor ayam. Selama 4 hari dilakukan pengamatan pada ayam ras petelur tersebut yang setiap harinya menghasilkan telur yang dipelihara secara intensif,
Pakan yang diberikan terdiri atas50% jagung, 33% konsentrat dan 17% dedak yang kemudian dicampur yang kemudian dikarungkan kembali dan disimpan di tempat yang kering. Jumlah pakan yang diberikan pada ayam adalah 120 gram/ekor/hari.
Pemberian cahaya pada pemeliharaan ayam jenis Lohmann Brown ini diberikan selama 16 jam berupa 12 jam cahaya matahari ditambah 4 jam tambahan cahaya lampu pada jam 18.00 – 22.00 sehingga mendapatkan 8 jam gelap.
Parameter yang digunakan mengenai kualitas interior telur ayam ras petelur berumur muda antara lain :  Kualitas albumen, indeks yolk dan warna yolk. Kuualitas albumen dapat diketahui dengan mencari nilai High Unit telur sedangkan untuk mengetahui kualitas yolk  yaitu dengan menggunakan perhitungan index yolk dan dengan warna yolk dapat diketahui dengan menggunakan DSM yolk colour fan. Jumlah telur yang dipakai untuk pengamatan adalah 30 butir yang dianggap sudah dapat mewakili hasil pengamatan kualitas interior telur dari jumlah telur yang dihasilkan perharinya.

Rumus High Unit (HU) = 100log(H+7,57-1,7W0,37)   (Card E. Leslie dkk, 1966)
            ket: H : tinggi albumen (mm)
                  W : berat telur (g)
                                       
Rumus Index yolk   (Sudaryani, T. 1996)
            Ket: H : tinggi yolk (mm)
                    D : diameter/lebar yolk (mm)



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan terhadap  produktifitas ayam petelur yang dipelihara dalam kandang cage dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2. Produktivitas ayam petelur yang dipelihara dalam kandang cage
Parameter
Nilai
1. Kualitas Albumen

·         High Unit (HU)
101,31
2. Kualitas Yolk

·         Index Yolk
0,46
·         Warna
4

                Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata--rata HU dari 30 butir telur ayam ras petelur adalah 101,31 yang dapat diartikan berada dalam nilai yang baik yaitu kualitas telur AA yang sudah semestinya karena telur yang diamati masih baru. Hal ini didukung dengan pendapat Sudaryani (1996), bahwa nilai indeks haugh berhubungan dengan diameter putih telur kental dan presentase total putih telur dan menyatakan sebutir telur AA mempunyai indeks haugh diatas 72, kualitas A mempunyai indeks haugh 60–72, kualitas B mempunyai  indeks haugh 31–60 dan telur C mempunyai indeks haugh kurangdari 31. Dan menurut Jones (2006) menyatakan bahwa nilai HU (Haugh Unit) telur baru sebesar 99,00 dan 100,16; sedangkan telur lama sebesar 61,02 dan 64,59. Nilai HU yang didapatkan yang terlalu tinggi mungkin disebabkan dari masih minimnya pengalaman praktikan dalam melakukan pengkuran dalam hal ini pengukuran berat telur dan tinggi albumen.
            Kemudian dari nilai rata-rata index yolk pada tabel di atas yaitu 0,46 yang dapat diartikan indeks kuning telur yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckle et al. (1982), bahwa indeks kuning telur yang baik berkisar 0,33-0,50 dengan rata-rata 0,42 dengan bertambahnya umur telur maka indeks kuning telur menurun karena pertambahan kuning telur sebagai akibat perpindahan air. Dan juga sesuai menurut SNI 01-3926-2008 (BSN, 2008) indeks kuning telur mutu 1 adalah 0,458 – 0,521. Perubahan kondisi kuning telur akan terlihat pada rendahnya indeks kuning telur.Semakin lama disimpan, kuning telur semakin membesar karena adanya perpindahan air dari putih telur ke kuning telur (Sarwono dkk., 1994). Penurunan tinggi indeks kuning telur akan terjadi setelah tiga bulan penyimpanan pada suhu 2 ºC. Namun demikian tinggi kuning telur menurun lebih cepat setelah tiga minggu penyimpanan ketika disimpan pada suhu 25 ºC (Romanoff dan Romanoff, 1963).
            Berdasarkan tingkat warna yolk yang telah diamati dengan menggunakan skala warna kuning telur  diperoleh nilai 4 dari rata-rata semua telur yang kemudian dapat disimpulkan masih kurang baik karena karena warna kuning telur yang baik berada di kisaran antara 9-12. Hal ini didukung oleh pendapat Sudaryani (1996), bahwa warna kuning telur yang baik berkisar antara 9–12. Hasil yang diperoleh dari pengamatan bevariasi Faktor-faktor yang mempengaruhi warna kuning telur, antaralain : 1) pakan yang diberikan kepada ayam; 2) genetik yang diturunkan oleh induk dan 3) lingkungan, seperti suhu juga dapat mempengaruhi proses pembentukan telur termasuk pada pengaruhnya terhadap warna kuning telur (Sirait, 1986)
            Hasil HU telur dan indeks yolk di atas bisa dikatakan baik tetapi pada tingkat warna yang kurang baik. Dilihat dari komposisi pakan yaitu 50% jagung, 33% konsentrat dan 17% dedak sedikit berbeda dengan pendapat Banong S (2012) yang menyatakan penggunaan konsenntrat direkomendasikan penggunaannya 30% dengan pencampuran jagung 50% dan dedak 20%. Salah satu faktor yang dapat memperbaiki warna kuning telur yaitu dari pakan.Banyak hal yang bisa dilakukan dalam rekayasa pakan seperti yang di kemukakan Ikromah (2011) yang menyatkan Produksi telur dipengaruhi oleh kandungan protein pada ransum, salah satunya yaitu kaki ayam broiler. Tepung kaki ayam broiler dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti tepung ikan yang harganya relatif mahal dan sebagian besar masih diimpor. Tepung ikan merupakan sumber protein yang sama dengan kaki ayam broiler, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Kandungan vitamin A dan betakaroten yang tinggi pada ransum akan mempengaruhi warna kuning telur sehingga warna kuning telur yang berwarna merah orange akan lebih disukai oleh konsumen dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Alternatif lain yang didasarkan pendapat Nuraini (2006) menyatakan penambahan kulit buah naga hingga 6% dapat meningkatkan produksi telur. Sedangkan kualitas telur bagian dalam, dapat meningkatkan proporsi kuning telur, menghasilkan grade besar, skor warna yang lebih pekat, serta kualitas telur yang tergolong AA. Didalam analisis, kadar betakaroten dan vitamin E di dalam telur ayam lebih tinggi pada perlakuan dengan penambahan ekstrak buah naga pada air minum ayam petelur dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
            Persentase kuning telur sekitar 30%-32% dari berat telur. Kuning telur terdiri atas membran kuning telur (vitellin) dan kuning telur sendiri. Kuning telur merupakan makanan dan sumber lemak bagi perkembangan embrio. Komposisi kuning telur adalah air 50%, lemak 32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2%. Asam lemak yang banyak terdapat pada kuning telur adalah linoleat, oleat dan stearat. Warna kuning telur dipengaruhi oleh pakan. Apabila pakan mengandung lebih banyak karoten, yaitu santofil, maka warna kuning telur semakin berwarna jingga kemerahan (Affandi, 2008)


PENUTUP
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Kualitas interior telur ayam ras petelur jenis Lohmann Brown memiliki Nilai HU yang  sangat baik yaitu 101,31 dan indeks yolk yang juga baik pada angka 0,46. Akan tetapi dari segi warna kuning telur berada pada angka 4 yang merupakan kurang baik. Maka dari itu kualitas pakan dapat mempengaruhi kualitas Nilai HU, indeks yolk dan kualitas warna yolk.
Saran
            Perlu dilakukan pemberian pakan tambahan pada ayam Lohmann Brown ini untuk meningkatkan kualitas warna kuning telur karena pekat warna kuning telur maka semakin tinggi pula asam-asam lemak, kadar betakaroten dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.


DAFTAR PUSTAKA




Affandi, Franciscus dan Gunawan, Hadi. 2008. Upaya Pigmentasi Melalui Pakan. Buletin Service. Diterbitkan oleh Divisi Agro Feed Business Charoen Pokphand Indonesia. No 97 Tahun IX
Banong S. 2012. Manajemen Industri Ayam Ras Petelur.Masagena Press, Makassar.
Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Hadi Purnomo dan Adiono.Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Card E. Leslie and Malden C. N. 1966. Poultry Production Lea den Febiger. Philadelphia
Ikromah. 2011. Pengaruh Pemberian Tepung Kaki Ayam Broiler sebagai Subtitusi Tepung Ikan di Dalam Ransum terhadap Produksi dan Warna Kuning Telur Ayam Arab (Gallus turcicus). http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07620037
Jones, DR, 2006. Conserving and Monitoring Shell Egg Quality . Proceedings of the 18 thth Annual Australian Poultry Science Symposium , pp. 157 – 165.
Nuraini. 2006. Isolasi kapang karotenogenik untuk memproduksi pakan kaya β karotendan aplikasinya terhadap ayam ras pedaging dan petelur. Disertasi. ProgramPascasarjana Universitas Andalas Padang
Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. John Wiley and Sons Inc., New York.
Sarwono, B.B. Murtidjo dan A. Daryanto. 1994. Telur, Pengawetan danManfaatnya. Penebar Swadaya, Jakarta
Sirait, H. Celly. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan, Bogor
Standar Nasional Indonesia. 2008. Kualitas Telur Konsumsi SNI 3926_2008. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
Sudaryani, T. 1996. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta

No comments:

Post a Comment